Waktu itu, Tim, setiap kali berkunjung ke Desa Tae, selalu tinggal di Kantor Sekretariat Bersama Masyarakat Adat. Melihat sekeliling, jelas tampak bahwa di secretariat tersebut ada beberapa organisasi masyarakat yang berkantor, seperti: Institut Dayakologi, Pancur Kasih, Rombokng Mandoh Pakat, dan beberapa organisasi lainnya. Semua organisasi tersebut berusaha memberdayakan masyarakat di desa Tae. Hal ini tampak dari ornament-ornamen yang terpajang di sekretariat.
Mata Penulis tertuju pada beberapa potongan bambu yang dibentuk mirip kentongan, berjejer di bagian tengah ruangan. Karena bentuknya unik, maka penulis bertanya kepada pengelola mengenai benda itu. Terakhir diperoleh penjelasan bahwa benda itu bernama Entuning, yang merupakan alat musik khas Suku Dayak Tae, di desa Tae, Kecamatan Balai, Kabupaten Sanggau.